TOLERANSI SUAIAN (GAMBAR TEKNIK MESIN)
A.
Tujuan
Toleransi Suaian
Toleransi adalah
suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diizinkan. Kadang-kadang
seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin yang tertentu saja, sedangkan
pekerja yang lain mengerjakan bagian lainnya. Tetapi antara satu bagian dengan
bagian lain dari bagian yang dikerjakan itu harus bisa dipasang dengan mudah.
Oleh karena itu, harus ada standar ketepatan ukuran yang harus dipatuhi dan
dipakai sebagai pedoman dalam mengerjakan sesuatu benda agar bagian-bagian
mesin itu dapat dipasang, bahkan ditukar dengan bagian lain yang sejenis.
MATERI SEBELUMNYA ==> JENIS TOLERANSI
Fungsi toleransi ialah agar benda kerja dapat diproduksi secara
massal pada tempat yang berbeda, tetapi tetap mampu memenuhi fungsinya, antara
lain, fungsi mampu tukar untuk bagian yang berpasangan.
ISO merupakan
suatu badan internasional yang menentukan masalah standardisasi, telah
mengembangkan dan menentukan suatu standar toleransi yang diikuti oleh
negara-negara industri di seluruh dunia.
Contoh :
10 H7
|
Angka 10
adalah ukuran dasar
Huruf H adalah
posisi toleransi untuk lubang
Indeks 7
adalah kualitas toleransi
|
10g6
|
Angka 10
adalah ukuran dasar
Huruf g adalah
posisi toleransi untuk poros
Indeks 6
adalah kualitas toleransi
|
B.
Posisi
Toleransi Suaian
Posisi toleransi menunjukkan batas penyimpangan atas atau batas
penimpangan bawah suatu ukuran terhadap ukuran dasarnya.
Penulisan huruf besar dipakai untuk menandai posisi toleransi
lubang, dan huruf kecil untuk menandai posisi toleransi poros. (kecuali huruf
I,L,O,Q,W dan i,l,o,q,w)
Yang dinamakan sebagai penyimpangan fundamental adalah >>
jarak dari ukuran dasar (garis nol) sampai dengan batas penyimpangan atas atau
bawah.
Penyimpangan fundamental atas (lubang) : ES
Penyimpangan fundamental bawah (lubang) : EI
Penyimpangan fundamental atas (poros) : es
Penyimpangan fundamental bawah (poros) : ei
Besar penyimpangan fundamental bisa dibaca melalui tabel nilai
penyimpangan lubang/poros (Tabel.20, 21, 22, 23 pada buku Gambar Mesin 1,
Harianto Dipl. Ing. HTL) atau menggunakan Tabel. 10, 11, dan 17 pada buku yang
sama.
Contoh :
10H7
|
C.
Cara
Menentukan Besarnya Toleransi
Ada dua cara
dalam menentukan besarnya toleransi yang dikehendaki, yaitu dengan sistem basis
lubang dan sistem basis poros. Kedua cara ini bisa dipakai dalam menentukan
toleransi ukuran. Pada sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan
pembuatannya dengan toleransi H sebagai dasar, sedangkan ukuran poros
berubah-ubah menurut macam suaian. Pada sistem basis poros, ukuran poros
sebagai dasar dengan toleransi "h" dan ukuran lubang berubah-ubah.
1) Sistem Basis Lubang
Suaian dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang
dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam hal ini
ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal. Dalam basis
lubang ini akan didapatkan keadaan suaiansuaian sebagai berikut.
a.
Suaian longgar:
dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H dan daerah toleransi
poros dari a sampai h.
b.
Suaian transisi
dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah-daerah toleransi poros
dari j sampai n.
c.
Suaian sesak:
dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah toleransi poros dari p
sampai z.
Sistem basis
lubang ini biasanya dipakai dalam pembuatan bagian-bagian dari suatu mesin
perkakas, motor, kereta api, pesawat terbang, dan sebagainya.
Tingkatan
suaian dari masing-masing keadaan suaian untuk basis Lubang
1.
Suaian
Longgar
a. Suaian sangat luas
Suaian yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11-c11;
H9d10; dan H9-e9. Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian-bagian yang mudah
berputar, mudah dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada poros
roda gigi, poros hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang pasti.
b.
Suaian luas
Suaian H8-f7 dan H7-g6. Suaian ini biasanya dipakai pada peralatan
yang berputar terus-menerus, misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai
kelonggaran biasa, yaitu bantalan jurnal.
c.
Suaian geser
Suaian H7h6. Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak
berputar, misalnya senter kepala lepas, sarung senter, dan poros spindel.
2.
Suaian
Transisi
Suaian
ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan poros yang akan menghasilkan
suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung dari daerah
toleransi yang dipakai yang termasuk dalam suaian transisi adalah sebagai
berikut.
a.
Suaian puntir
Suaian H7-k6. Suaian ini digunakan apabila pasangannya memerlukan
kesesakan dan dengan jalan dipuntir waktu melepas maupun memasang, misalnya
sebuah metal dengan tempat duduknya.
b.
Suaian paksa
Suaian H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan yang
dipasang agak panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam mesin bubut,
kopling, dan sebagainya.
3.
Suaian
sesak
a. Suaian kempa ringan
Suaian H7-p6. Pasangan dalam suaian ini harus ditekan atau dipukui
dengan menggunakan palu plastik atau palu kulit. Pengunaan suaian ini misalnya
pada bus-bus bantalan dan pelak roda gigi.
b.
Suaian kempa
berat
Suaian H7-p6. Pemasangan suaian ini harus ditekan dengan gaya yang
agak berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin penekan. Suaian ini
digunakan pada kopling atau pada gelang tekan.
2) Sistem Basis Poros
Dalam
suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan "h".
Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal. Pemilihan
suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran lubang. Sistem
basis poros kurang disukai orang karena merubah ukuran lubang lebih sulit
daripada merubah ukuran poros. Dalam sistem basis poros juga akan didapatkan
keadaan suaian yang sama dengan suaian dalam sistem basis lubang dengan
demikian dikenal juga:
a.
suaian longgar:
dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah toleransi lubang A sampai H,
b.
suaian
transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah toleransi
lubang J sampai H,
c.
suaian sesak:
dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah untuk lubang P sampai
Z.
Sistem basis poros banyak digunakan dalam pembuatan bagian
alat-alat pemindah, motor-motor listrik, pesawat angkat, dan sebagainya.
Untuk
basis poros:
1.
Suaian
Longgar
a. Suaian sangat luas
Suaian h11-C11; h9-D10; dan h9-E9. Penggunaannya adalah pada
bantalan-bantalan yang mudah dipasang dan dilepas dengan poros.
b.
Suaian luas
Suaian h7-F8 dan h6-G7. Contoh penggunaannya pada bantalan jurnal
dan peralatan yang tidak berputar.
c.
Suaian geser
Suaian h6-H7. Penggunaan pada peralatan yang tidak berputar.
2.
Suaian
Transisi
a. Suaian puntir
Suaian h6-K7. Suaian ini dipakai pada peralatan yang pemasangannya
harus mengalami penekanan dan dipuntir.
b.
Suaian paksa
Suaian h6-N7. Pada sistem ini juga terjadi kesesakan yang pasti.
3.
Suaian
Sesak
a. Suaian kempa ringan
Suaian h6-P7. Pemasangan komponen dalam suaian ini harus ditekan.
b.
Suaian kempa
berat
Suaian
h6-S7. Pemasangan komponen ini harus ditekan dengan gaya yang lebih berat.
D.
Perhitungan
Besar Kelonggaran dan Kesesakan Pasangan Suatu Benda
c contoh : diameter 20 H8/h6
Dari
contoh diatas bisa dijelaskan bahwa pasangan lubang-poros ini mempunyai
hubungan suaian longgar karena lubang lebih besar dari poros.
Terjadi
kelonggaran minimum apabila lubangnya terkecil dan porosnya terbesar
Terjadi
kelonggaran maksimum apabila lubangnya terbesar dan porosnya terkecil
E.
Toleransi yang Disarankan untuk Proses Manufaktur
kombinasi pemakaian daerah toleransi (A s/d Z atau a s/d z) dan
kualitas toleransi (IT 01 s/d IT 16) pada suatu dimensi benda begitu beragam,
sehingga tentunya cukup menyulitkan penerapannya pada suatu proses produksi.
Sehingga
diperlukan kebijakan pembatasan pada posisi toleransi dan kualitas toleransi
tertentu saja yang sebaiknya digunakan seperti yang dinyatakan dalam ISO
1829-1975.
g6
|
h6
|
js6
|
k6
|
n6
|
p6
|
r6
|
s6
|
||||||||
POROS
|
f7
|
h7
|
|||||||||||||
e8
|
|||||||||||||||
d9
|
h9
|
||||||||||||||
a11
|
b11
|
c11
|
h11
|
LUBANG
|
G7
|
H7
|
JS7
|
K7
|
N7
|
P7
|
R7
|
S7
|
|||||||
F8
|
H8
|
||||||||||||||
E9
|
|||||||||||||||
D10
|
H10
|
||||||||||||||
A11
|
B11
|
C11
|
H11
|
MATERI SELANJUTNYA ==> TOLERANSIGEOMETRI
BACA ==> KUMPULAN MATERIGAMBAR TEKNIK MESIN KOMPLIT F.
Contoh
Aplikasi Toleransi Suaian Pada Komponen Pemesinan
F.
Contoh
Aplikasi Toleransi Suaian Pada Komponen Pemesinan
Type of fit
|
Symbol of fit
|
Example of application
|
Interference
|
||
Shrink fit
|
H8/u8
H7/s6
H7/r6
H7/p6
|
Wheel sets, tyres, bronze crowns on worm wheel hubs, coupling under
certain condition, etc.
Coupling on shaft ends, bearing bushes in hubs, valve seats, gear
wheels
|
Heavy drive fit
|
||
Press fit
|
||
Medium press fit
|
||
Transition fit
|
||
Light press fit
|
H7/n6
H7/m6
H7/k6
H7/j6
|
Gear and worm wheels, bearing bushes, shaft and wheel assembly with
feather key
Parts on machine tools that must be changed without damage, e.e.,
gears, belt pulleys, couplings, fit bolts, inner ring of ball bearing
Belt pulleys, brake pulleys, gear and couplings as well as inner rings
of ball bearing on shafts for average loading conditions.
Parts which are to be dismantled but are secured by keys, e.g.,
pulleys, hand-wheels, bushes, bearing shells, pistons on piston rods, change
gear trains.
|
Force fit
|
||
Push fit
|
||
Easy push fit
|
||
Clearance fit
|
||
Precision sliding fit
|
H7/h6
H7/g6
H7/f7
H7/e8
H7/d9
H7/c11
|
Sealing rings, bearing covers, milling cutters on milling mundrels,
other easily removable parts.
Spline shaft, clutches, movable gears in change gear trains, etc.
Sleeve bearing with high revolution, bearing on machine tool spindles
Sleeve bearing with medium revolution, grease lubricated bearing of
wheel boxes, gears sliding on shaft, sliding blocks.
Sleeve bearing with low rev.. plastic ,aterial bearing.
Oil seals (simmerrings) with metal housing ( fit in housing and
contact surface on shaft), multi spline shaft
|
Close running fit
|
||
Normal running fit
|
||
Easy running fit
|
||
Loose running fit
|
||
Slide running fit
|
your article are very usefull and easy to understand, keep blogging bro
BalasHapusthank's bro
Hapus