Sifat Alat Potong pada Mesin Bubut / Pahat Bubut
Pahat Bubut adalah perkakas alat potong yang digunakan dalam proses pembubutan dengan Mesin Bubut, pahat butut ini terbuat dari logam keras yang terbuat dari HSS dan carbide. Pahat bubut harus lebih keras daripada bahan/benda kerja.
Baca => Mesin Bubut
Apabila pahat bubut memiliki kekerasan yang kurang dibanding material yang akan dibubut maka pahat bubut tersebut akan kalah dan tidak akan bisa memotong material benda kerja.
Ada beberapa Sifat pahat bubut yang harus dipenuhi oleh pahat potong mesin bubut, antara lain;
1. TAHAN GESEK / TAHAN AUS
Tahan gesek pada pahat bubut dapat terjadi apabila alat potong tersebut memiliki kekerasan. Dengan kekerasan bahan pahat bubut tersebut yang pada akhirnya terjadi tahan gesek dan tidak gampang aus karena kekerasan bahan pahat cukup tinggi.
Kekerasan harus cukup tinggi melebihi benda kerja yang akan dipotong, tidak saja pada temperatur ruang tetapi juga pada temperatur tinggi pada saat proses pemotongan. Memang ada beberapa temperatur saat proses pemesinan, saat pahat belum bersentuhan dengan benda kerja temperatur masih berada pada temperatur ruang, tetapi setelah terjadi pergesekan atau pahat bersentuhan dengan benda kerja maka terjadilah gesekan-gesekan yang mengakibatkan temperatur tinggi.
2. TAHAN MENERIMA BEBAN
Kemampuan menerima beban alat potong bubut adalah karena sifat keuletannya. Apabila menerima beban saat pemotongan maka pahat bubut harus ulet dan tidak mudah patah. Pada posisi ujung pahat bubut paling mudah terjadi patahan kecil, maka
Pahat bubut harus tidak mudah patah. Pahat bubut mendapat beban apapun harus mempunyai bentuk seperti awal sebelum digunakan membubut. Maka dari itu selain mempunyai sifat keras, pahat bubut harus mempunyai sifat ulet. Kaca mempunyai sifat keras tetapi tidak mempunyai sifat ulet, apabila kaca mendapat beban yang melebihi kapasitasnya maka kaca akan mengalami pecah.
Beban selanjutnya yang akan diterima pahat bubut adalah beban kejut, beban kejut ini harus bisa diatasi pahat bubut. Beban kejut terjadi apabila kita pertama kali menyentuhkan pahat bubut dengan benda kerja, saat itulah pahat bubut mengalami beban kejut.
3. TAHAN GETARAN
Pasa proses pemotongan pemesinan akan selalu terjadi getaran yang diakibatkan oleh bersentuhannya alat potong dengan benda kerja. Getaran tersebut bisa saja terjadi dalam frekuensi dan amplitudo yang rendah hingga tinggi.
Tinggi rendahnya frekuensi diakibatkan oleh bentuk geometri benda kerja, struktur material, atau faktor lain. Dalam kondisi seperti itu, pahat bubut harus dapat bertahan pada bentuk, dimensi, dan strukturnya agar dapat berfungsi dengan baik saat proses pembubutan.
4. TAHAN PANAS TINGGI
Ketahanan pahat bubut untuk mempertahankan sifat mekanik dan sifat kimia pada proses pemotongan adalah hal yang sangat penting. Pada saat proses pemotongan benda kerja, pahat bubut akan mengalami panas yang tinggi.
Panas ini diakibatkan oleh gesekan langsung antara pahat dan benda kerja. Panas yang dialami pahat akan merubah struktur yang dapat berdampak pada sifat mekanik maupun kimia dari material bubut tersebut. Apabila sifat mekanik dan kimia berubah maka kekuatan dari pahat bubut ini mengalami perubahan pula.
5. TAHAN PANAS BERFLUKTUASI
Pahat bubut harus memiliki sifat ketahanan terhadap panas fluktuasi termal, hal ini diperlukan saat terjadi perubahan temperatur yang cukup besar secara berkala atau periode. proses ini sangat sering terjadi pada proses penggunaan mesin-mesin perkakas karena terkadang proses pemakanan benda kerja memiliki bentuk yang berbeda (tidak silindris).
Sebagai contoh terkadang benda kerja memiliki kekerasan yang berbeda di tiap bagiannya, kekerasan dari cm pertama mungkin berbeda dengan kekerasan di cm berikutnya. Hal inilah yang dinamakan fluktuasi termal atau panas yang berfrekuensi atau panas yang berubah-ubah.
6. TAHAN KARAT
Karat atau oksidasi umumnya memberikan dampak negativ terhadap material logam. Oksidasi akan mengakibatkan logam lapuk dan terdegradasi. Tahan karat di maksudkan agar pahat tidak mudah berubah dan tetap pada bentuknya.
7. MEMPUNYAI KOEFISIEN MUAI YANG RENDAH
Dengan meningkatnya temperature akibat dari pergesekan pemotongan, maka kecenderungan terjadinya penempelan antara alat potong dan geram juga meningkat. Koefisien muai yang rendah berdampak menghindakan penempelan tersebut sehingga kerja alat potong tidak terganggu.
Baca Juga => Bagian-bagian Mesin Bubut
Posting Komentar untuk "Sifat Alat Potong pada Mesin Bubut / Pahat Bubut"
YOUR COMMENTS